Daqin
Nama Cina kuno untuk kekaisaran Romawi atau, tergantung pada kontksnya, Timur Dekat, terutama Suriah / From Wikipedia, the free encyclopedia
Daqin (Hanzi: 大秦; Pinyin: Dàqín; Wade–Giles: Ta4-ch'in2; transliterasi alternatifnya meliputi Tachin, Tai-Ch'in) adalah nama Tionghoa kuno bagi Kekaisaran Romawi atau Timur Dekat, khususnya Siria, tergantung pada konteksnya.[1] Kata tersebut artinya "Qin Besar", Qin (Hanzi: 秦; Pinyin: Qín; Wade–Giles: Ch'in2) merupakan nama dari dinasti pendiri Kekaisaran Tiongkok. Sejarawan John Foster menyebutnya sebagai "...Kekaisaran Romawi, atau lebih kepada bagian darinya yang diketahui Tiongkok, Siria."[2] Dalam berbagai teks, ibu kotanya disebut sebagai Antiokhia dan Konstantinopel, dengan penjelasan yang tidak jelas dari kota Roma. Sorotan-sorotan dasarnya seperti hukum, adat istiadat, busana dan mata uang dijelaskan dalam sumber-sumber Tiongkok. Inkarnasi abad pertengahannya disebut dalam catatan-catatan sejarah pada zaman dinasti Tang (618-907 Masehi) dengan sebutan Fulin (Hanzi: 拂菻; Pinyin: Fú lǐn), yang Friedrich Hirth dan para sarjana lainnya identifikasikan sebagai Kekaisaran Bizantium.[3] Daqin juga umumnya dikaitkan dengan umat Kristen Nestorian pemakai bahasa Suryani yang tinggal di Tiongkok pada zaman dinasti Tang.
Sumber-sumber Tiongkok menyebut beberapa kedutaan-kedutaan besar Romawi kuno yang datang ke Tiongkok, bermula pada tahun 166 Masehi dan berakhir pada abad ke-3. Kedutaan-kedutaan besar awal tersebut dikatakan datang melalui rute maritim melalui Laut Tiongkok Selatan di provinsi Jiaozhi, Tiongkok (sekarang utara Vietnam). Bukti arkeologi seperti koin-koin Romawi menunjukkan adanya kegiatan perdagangan Romawi di Asia Tenggara. Kedutaan-kedutaan besar pada masa berikutnya yang tercatat datang dari Kekaisaran Bizantium, yang berlangsung dari abad ke-7 sampai ke-11, melalui Jalur Sutra, bersama dengan orang-orang Eropa di Tiongkok pada Abad Pertengahan lainnya. Yunani Bizantium tercatat mendatangi Kublai Khan (1260-1294), penguasa Mongol dari dinasti Yuan di Khanbaliq (Beijing), sementara Kaisar Hongwu (memerintah pada 1368-1398), pendiri dinasti Ming, mengirim surat kepada penguasa Kekaisaran Bizantium.