Waiwaswata Manu
From Wikipedia, the free encyclopedia
Waiwaswata Manu (Dewanagari: वैवस्वतमनु; ,IAST: Vaivasvatamanu, वैवस्वतमनु) atau Sradadewa Manu (Dewanagari: श्राद्धदेवमनु; ,IAST: Śrāddhadevamanu, श्राद्धदेवमनु) adalah pemimpin manwantara ketujuh (zaman sekarang) menurut kepercayaan Hindu. Dia merupakan putra dewa Surya dan Saranya. Karena merupakan putra dewa matahari (Surya alias Wiwaswat), maka dia disebut Waiwaswata.[3]
वैवस्वतमनु | |
---|---|
Tokoh dalam mitologi Hindu | |
Nama | Waiwaswata Manu |
Ejaan Dewanagari | वैवस्वतमनु |
Ejaan IAST | Vaivasvatamanu |
Nama lain | Sradadewa Manu |
Gelar | manu |
Kitab referensi | Purana, Mahabharata |
Ras | manusia |
Ayah | Wiwaswat (Surya) |
Ibu | Saranya |
Saudara | Yama, Yami, Aswin, Rewanta |
Istri | Srada |
Anak | Ikswaku, Dresta, Narisyanta, Dista, Nrega, Karusa, Saryati, Nabaga, Pransu, Persadra[1] Ila[2] |
Menurut berbagai kitab Purana, Waiwaswata Manu hidup pada zaman Satyayuga, saat dewa Wisnu turun ke dunia dalam wujud seekor ikan (matsya). Keturunannya memerintah sebuah kerajaan yang disebut Kosala, dengan pusat pemerintahan di Ayodhya. Garis keturunannya dikenal sebagai Dinasti Surya atau Suryawangsa.[4]
Pada manwantara ketujuh (sekarang), yang menjadi para dewa adalah para Aditya, Sadhya, Basu, Wiswadewa, dan Aswin. Yang menyandang gelar Indra adalah Purandara atau Urjaswi. Tujuh resi agung (saptaresi) pada manwantara sekarang adalah Atri, Kasyapa, Gautama, Bharadwaja, Wiswamitra, Wasista, dan Jamadagni.