Unjuk rasa Mahsa Amini
gerakan protes Iran sejak September 2022 / From Wikipedia, the free encyclopedia
Unjuk rasa Iran 2022–2023 atau dikenal juga unjuk rasa Mahsa Amini adalah serangkaian protes dan kerusuhan sipil di Iran yang dimulai pada 16 September 2022, menyusul kematian Mahsa Amini (Persia: ا امینی), yang meninggal saat dalam tahanan polisi, diduga dipukuli oleh Polisi Moral Iran karena dituduh melakukan pelanggaran "menggunakan hijab yang tidak pantas".[9] Unjuk rasa dimulai di kota Saqqez, Sanandaj, Divandarreh, Baneh dan Bijar di provinsi Kurdistan, dan kemudian menyebar ke bagian lain di Iran. Unjuk rasa ini menyebar dengan cepat setelah satu hari, dan kota-kota Teheran, Hamedan, Kermanshah, Mashhad, Sabzevar, Amol, Isfahan, Kerman, Shiraz, Tabriz, Rasht, Sari, Karaj, Tonekabon, Arak, Ilam, dan banyak kota lain bergabung dalam protes ini.[10][11]
Unjuk rasa Mahsa Amini | |||
---|---|---|---|
Bagian dari Unjuk rasa Iran 2021–2022, Gerakan Demokrasi Iran, protes terhadap wajib hijab, dan Kematian Mahsa Amini | |||
Tanggal | 16 September 2022 – 2023 | ||
Lokasi | Iran, dengan aksi solidaritas di seluruh dunia | ||
Sebab |
| ||
Tujuan |
| ||
Metode |
| ||
Hasil |
| ||
Pihak terlibat | |||
| |||
Tokoh utama | |||
| |||
Jumlah korban | |||
Korban jiwa |
| ||
Terluka | 898+ sejak 26 September[6] | ||
Tertawan | 12,516+ orang (menurut HAM Iran)[7][8] |
Hingga 17 Desember, setidaknya 469 pengunjuk rasa telah tewas[12] akibat tanggapan pemerintah terhadap pengunjuk rasa yang melibatkan gas air mata dan peluru tajam,[13][14][15] menjadikan ini protes paling mematikan sejak protes 2019–2020 dengan lebih dari 1.500 korban jiwa.[16] Tanggapan pemerintah terhadap protes sebagian besar telah dikutuk, dan Departemen Keuangan Amerika Serikat telah memberikan sanksi kepada Patroli Bimbingan dan beberapa pejabat tinggi Iran.
Menanggapi protes tersebut, pemerintah Iran memblokir akses ke aplikasi seperti Instagram dan WhatsApp, dan membatasi akses internet untuk menghalangi para pengunjuk rasa terorganisasikan. Ini mungkin pembatasan Internet paling parah di Iran sejak 2019 ketika internet diputus sepenuhnya.[17] Pada tanggal 3 Oktober, dalam pernyataan pertamanya sejak pecahnya unjuk rasa, Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei menolak kekacauan yang meluas sebagai "kerusuhan", dan juga menuduh kekacauan tersebut merupakan rencana asing.[18]