Unjuk rasa George Floyd
Unjuk rasa di Amerika Serikat / From Wikipedia, the free encyclopedia
Unjuk rasa George Floyd, juga dikenal sebagai kerusuhan Minneapolis,[4] adalah serangkaian kerusuhan yang terjadi di wilayah metropolitan Minneapolis-Saint Paul, Minnesota, Amerika Serikat, dan menyebar ke seluruh negeri. Kerusuhan bermulai di Minneapolis pada 26 Mei 2020, setelah pembunuhan George Floyd yang terjadi saat penangkapannya oleh Derek Chauvin dan petugas lain dari Departemen Kepolisian Minneapolis (MPD) sehari sebelumnya. Pada saat demonstrasi di Kantor Polisi Distrik Ketiga MPD[5] memperlihatkan beberapa demonstran berselisih dengan aparat penegak hukum, yang menembakkan gas air mata dan peluru karet.[6][7] Pada 27 Mei, seorang pria ditembak mati di sebuah pegadaian, dan jendela kantor polisi distrik tiga dipecahkan. Sebuah supermarket dijarah dan bangunan-bangunan lain dirusak dan dibakar.
Unjuk rasa George Floyd | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|
Tanggal | 26 Mei 2020 – 2 Mei 2023 | |||||
Lokasi | seluruh Amerika Serikat (aksi unjuk rasa dimulai di Minneapolis–Saint Paul, Minnesota) | |||||
Sebab | 1.Tanggapan terhadap pembunuhan George Floyd oleh Departemen Kepolisian Minneapolis 2. Brutalitas polisi | |||||
Metode | Kerusuhan, penjarahan, penyerangan, pembakaran, perusakan properti | |||||
Jumlah korban | ||||||
Korban jiwa | 4 terkonfirmasi,[1][2] 1 belum dikonfirmasi[3] |
Selama beberapa hari setelah kematian Floyd, ratusan pengunjuk rasa berkumpul di jalan masuk rumah Chauvin, yang mendorong tanggapan polisi.[8] Pada tanggal 28 Mei, Walikota Minneapolis Jacob Frey menyatakan keadaan darurat, dan 500 pasukan Garda Nasional Minnesota dipanggil oleh Gubernur Minnesota Tim Walz.[9] MPD di Kantor Polisi Distrik Ketiga mencoba menahan para demonstran dengan menembakkan gas air mata, tetapi pada pukul 11:00 malam, para demonstran menyerbu kantor polisi dan membakarnya setelah dievakuasi.[10] Kerusuhan berlanjut sepanjang 30 Mei. Baik Gubernur Walz dan Walikota Frey memberlakukan jam malam. Presiden AS Donald Trump meyakinkan Walz perihal dukungan militer.[11]