Teologi kerajaan
From Wikipedia, the free encyclopedia
Teologi Kerajaan adalah sebuah bentuk teologi yang menyoroti posisi seorang raja dalam hubungan dengan ketaatan terhadap Tuhan.[1] Konsep ini secara khusus berkembang dalam kajian terhadap Alkitab, khususnya pada bagian Perjanjian Lama.[1]
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Maret 2016. |
Kedudukan raja di Asia timur kuno sering kali diposisikan sebagai sosok yang harus disembah.[2] Dalam teologi kedudukan tersebut merupakan persoalan utama dalam teologi kerajaan.[1] Dalam tradisi Israel, teologi kerajaan muncul sehubungan dengan fakta bangsa Israel adalah bangsa teokrasi yang diperintah oleh seorang raja.[3] Maka, teologi kerajaan menekankan peran raja sebagai pemegang mandat Allah atas umat.[1] Seperti Allah menghendaki suatu pemerintahan yang adil.[4]
Penantian seorang raja yang adil mengarah pada pengharapan mesianik yang memainkan peran besar dalam hal kepercayaan umat para nabi pada zaman raja-raja.[1] Sejarah tersebut dimulai kurang lebih lima abad dari pergumulan konteks para nabi di Kanaan.[1] Dimulai dari pengangkatan Saul pada tahun 1020 SM dan diakhiri dengan kematian Yoyakhin pada masa pembuangan di Babel pada tahun 550 SM.[1]
Melalui kehadiran raja dan kerajaan kehidupanan umat akan berhubungan dengan kultus, solidaritas keumatan dan bangsa, dan masalah-masalah sosial yang dipengaruhi kebudayaan.[5] Dampak pendirian Kerajaan dapat dilihat dari sisi positif yang membangun, dan sisi negatif yang menimbulkan kemerosotan terhadap totalitas kehidupan umat.[5] Dampak tersebut tergantung pada ketaatan sang raja terhadap Yahweh yang mengangkat dan meneguhkan raja lewat orang pilihannya maupun rakyat.[2][5]