Perang Sudan 2023
konflik militer yang sedang berlangsung di Sudan / From Wikipedia, the free encyclopedia
Pada 15 April 2023, bentrokan pecah di seluruh Sudan, khususnya di ibu kota Khartoum, antara faksi-faksi yang bersaing dari pemerintah militer yang berkuasa di negara itu. Pada 21 Januari 2024, setidaknya 13.000[36]–15.000 orang telah terbunuh dan 33.000 lainnya terluka.[37] Pada tanggal 29 Desember 2023, lebih dari 5,8 juta orang menjadi pengungsi internal dan lebih dari 1,5 juta lainnya meninggalkan negara tersebut sebagai pengungsi,[38] dan banyak warga sipil di Darfur dilaporkan tewas sebagai bagian dari pembantaian Masalit tahun 2023.[40]
Artikel ini membahas suatu peristiwa terkini. Informasi pada halaman ini dapat berubah setiap saat seiring dengan perkembangan peristiwa dan laporan berita awal mungkin tidak dapat diandalkan. Pembaruan terakhir untuk artikel ini mungkin tidak mencerminkan informasi terkini. |
Bentrokan Sudan 2023 | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari transisi Sudan menuju demokrasi | |||||||||
Situasi militer per 23 Mei 2024 Dikendalikan oleh Angkatan Bersenjata Sudan Dikendalikan oleh Pasukan Dukungan Cepat Dikendalikan oleh Gerakan Pembebasan Rakyat Sudan–Utara (SPLM-N) Dikendalikan oleh Gerakan Pembebasan Sudan (Nur) | |||||||||
| |||||||||
Pihak terlibat | |||||||||
Pasukan Dukungan Cepat (RSF)
Tamazuj (Agustus 2023 – sekarang) Didukung oleh SPLM-N (faksi al-Hilu)[19][20] (Juni 2023–sekarang) Partai Komunis Sudan[22] |
Angkatan Bersenjata Sudan (SAF)
Angkatan Pertahanan Umum[23] | ||||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||||
Hemedti Abdelrahim Dagalo Abdel Rahman Jumma |
Abdel Fattah al-Burhan | ||||||||
Abdul Wahid al-Nur Muhammad Mukhtar al-Khatib | |||||||||
Kekuatan | |||||||||
70.000–150.000[35] Tidak diketahui |
110.000–120.000[35] Tidak diketahui | ||||||||
Korban | |||||||||
13.000[36]–15.000 tewas dan 33.000 luka-luka[37] 6.092.788 mengungsi internal[38][39] 1.720.890 mengungsi keluar negeri |
Konflik dimulai dengan serangan oleh RSF di situs pemerintah saat serangan udara, artileri, dan tembakan dilaporkan terjadi di seluruh Sudan. Sepanjang konflik, pemimpin RSF Mohamed Hamdan "Hemedti" Dagalo dan pemimpin de facto dan panglima militer Sudan Abdel Fattah al-Burhan telah mempersengketakan kontrol atas situs pemerintah, termasuk markas militer umum, Istana Kepresidenan, Bandar Udara Internasional Khartoum, kediaman resmi Burhan, dan kantor pusat SNBC. Mulai bulan Juni, SPLM-N (al-Hilu) menyerang posisi tentara di selatan negara.[19][20] Pada bulan Juli, sebuah faksi Gerakan Pembebasan Sudan yang dipimpin oleh Mustafa Tambour (SLM-T) secara resmi bergabung dalam perang untuk mendukung SAF,[25] sementara pada bulan Agustus, gerakan pemberontak Tamazuj yang berbasis di Darfur dan Kurdufan bergabung dengan RSF.[41]