Parikesit
From Wikipedia, the free encyclopedia
Parikesit (Dewanagari: परीक्षित्; ,IAST: Parikṣit, परीक्षित्) adalah nama penguasa kerajaan Kuru dalam legenda India, yang disebutkan dalam sejumlah pustaka Hindu, meliputi Mahabharata dan Purana. Berdasarkan analisis kepustakaan, ia memerintah pada Periode Weda Pertengahan (abad ke-12 sampai ke-9 SM).[1] Ia bersama putra sekaligus penerusnya yang bernama Janamejaya, memiliki peranan penting dalam konsolidasi negeri Kuru, penyusunan sloka-sloka Weda menjadi suatu himpunan, dan pengembangan upacara srauta yang ortodoks, sehingga menjadikan ranah kerajaan Kuru sebagai pusat kebudayaan dan politik yang dominan di kawasan India Utara pada Zaman Besi.[2]
परीक्षित् | |
---|---|
Tokoh Mahabharata | |
Nama | Parikesit |
Ejaan Dewanagari | परीक्षित् |
Ejaan IAST | Parikṣit |
Nama lain | Wisnurata |
Kitab referensi | Mahabharata; Bhagawatapurana |
Asal | Kerajaan Kuru |
Kediaman | Hastinapura |
Golongan | Candrawangsa |
Kasta | kesatria |
Dinasti | Kuru |
Ayah | Abimanyu |
Ibu | Utari |
Istri | Madrawati |
Anak | Janamejaya, Ugrasena, Srutasena, Bimasena. |
Riwayat Parikesit terutama tercatat sebagai legenda dalam Mahabharata dan Purana. Dalam Mahabharata disebutkan bahwa ia merupakan putra Abimanyu dan Utari, dan merupakan cucu Arjuna. Ia menjadi penerus kakeknya, Yudistira yang bertakhta di Hastinapura, ibukota Kuru.[Ket 1] Menurut Mahabharata, ia memerintah selama 24 tahun dan wafat saat berumur 60 tahun.[6] Pada suatu legenda dalam kitab Adiparwa dan Bhagawatapurana, diceritakan bahwa Parikesit meninggal karena digigit Naga Taksaka. Menurut kitab Adiparwa, sang naga menyamar menjadi ulat dan bersembunyi di dalam buah jambu yang dihidangkan kepada Parikesit. Cara kematian tersebut terjadi karena kutukan brahmana bernama Srenggi yang merasa sakit hati karena Parikesit telah mengalungkan bangkai ular di leher Samiti (Samika), ayahnya.