Marxisme–Leninisme
artikel daftar Wikimedia / From Wikipedia, the free encyclopedia
Marxisme–Leninisme ideologi politik yang dimiliki Partai Komunis Uni Soviet dan Komintern,[1] dan para pendukungnya menganggap ideologi ini berakar dari Marxisme dan Leninisme. Istilah ini dimunculkan oleh Josef Stalin[2] dan beredar luas di Uni Soviet setelah bukunya yang ditulis pada tahun 1938 Sejarah VKP(b). Kursus Singkat,[3] yang menjadi buku pelajaran resmi.
Artikel ini merupakan bagian dari seri mengenai: |
Komunisme |
---|
Konsep Filosofi Marxis Ekonomi Marxian Materialisme historis Nilai lebih Mode produksi Perjuangan kelas Masyarakat Tanpa Kelas Internasionalisme proletariat Revolusi Dunia |
Aspek
Negara komunis Partai komunis Revolusi komunis Simbolisme komunis Komunisme dan agama Sejarah komunisme |
Jenis
Marxisme Leninisme Trotskyisme Maoisme Luxemburgisme Titoisme Stalinisme Castroisme Guevarisme Hoxhaisme Juche Komunisme sayap kiri Dewan komunisme Komunisme anarkis Komunisme agamis Komunisme Eropa Komunisme dunia Komunisme tanpa negara Komunisme nasional Komunisme primitif Komunisme ilmiah Marxisme Otonomis |
Hal terkait
Anarkisme Antikapitalisme Antikomunisme Perang Dingin Kritik terhadap komunisme Kritik terhadap kekuasaan partai komunis Sentralisme demokratis Diktatur proletariat Politik sayap kiri Kelas baru · Kiri baru Sosialisme Ekonomi sosialis Uni Soviet Para pekerja seluruh dunia, bersatulah! Homoseksualitas |
Tujuan dari Marxisme–Leninisme adalah pengembangan negara ke dalam apa yang dianggap sebagai negara sosialis melalui kepemimpinan pelopor revolusioner terdiri dari revolusioner "profesional", yang merupakan kelompok-kelompok kecil terpenting dari para kelas pekerja yang datang ke kesadaran sosialis sebagai akibat dari dialektika perjuangan kelas. Negara sosialis, yang menurut Marxisme–Leninisme merupakan "kediktatoran proletariat", terutama atau secara eksklusif diatur oleh partai pelopor revolusioner melalui proses sentralisme demokrasi, yang digambarkan Lenin sebagai "keragaman dalam diskusi, kesatuan dalam aksi".[4] Melalui kebijakan ini, partai komunis (atau yang setara) adalah lembaga politik tertinggi dalam kekuatan negara dan organisasi utama kemasyarakatan. Marxisme–Leninisme melihat adanya persaingan antara pihak, sebagai langkah yang tidak efektif dari demokrasi sejati dan agak menegaskan bahwa, dalam sebuah masyarakat sosialis, pluralisme hanya mengukur perpecahan dan disfungsi dalam masyarakat.[5]
Komunis dan Marxis lain memiliki kencederungan lain dan pandangan yang berbeda. Mereka berpendapat bahwa negara Marxis-Leninis tidak membangun sosialisme melainkan kapitalisme negara.[6] Kediktatoran proletariat, menurut Marxisme, merupakan aturan mayoritas (demokrasi) bukan dari satu pihak, sampai-sampai salah satu pendiri Marxisme Friedrich Engels menggambarkan "bentuk khusus" sebagai republik demokratis.[7] Selain itu, menurut Engels, milik negara dengan sendirinya adalah milik pribadi dari alam kapitalis[8] kecuali kaum proletar memiliki kendali kekuasaan politik, dalam hal ini memiliki barang umum.[9]