Kuching
kota di Malaysia / From Wikipedia, the free encyclopedia
Kuching atau Kota Kuching[3] merupakan ibu kota Serawak, Malaysia. Kota ini juga merupakan ibu kota Divisi Kuching. Kota ini terletak di Sungai Serawak di ujung barat daya negara bagian Serawak di pulau Kalimantan dan meliputi area seluas 431 kilometer persegi (166 sq mi) dengan populasi sekitar 165,642 di wilayah administratif Kuching Utara dan 159,490 di wilayah administrasi Kuching Selatan.[4][5][6] — dengan jumlah 325,132 orang.[4]
Kuching
کوچيڠ 古晉 | |
---|---|
Kota Kuching Bandar Raya Kuching | |
Julukan: "Kota Kucing", Bandaraya Perpaduan (Kota Persatuan) | |
Koordinat: 03°19′12″S 114°35′33″E | |
Negara | Malaysia |
Negara bagian | Serawak |
Bagian | Bagian Kuching |
Distrik | Daerah Kuching |
Didirikan oleh Kesultanan Brunei | 1827 |
Dihuni oleh James Brooke | 18 Agustus 1842 |
Munisipaliti | 1 Januari 1953 |
Didirikan (Menerima status kota) | 1 Agustus 1988 |
Pemerintahan | |
• Jenis | Dewan kota |
• Badan | Kuching Selatan : Pemerintahan wali kota–dewan Kuching Utara : Pemerintah dewan–pengelola |
• Wali kota (Kuching Selatan) | Hilmy Othman |
• Wali kota (Kuching Utara) | Wee Hong Seng |
Luas | |
• Bandar Kuching | 450,02 km2 (173,75 sq mi) |
• Luas metropolitan | 2,770,90 km2 (1,069,85 sq mi) |
• Kuching Utara | 378,20 km2 (14,600 sq mi) |
• Kuching Selatan | 71,82 km2 (2,773 sq mi) |
Ketinggian | 8 m (26 ft) |
Ketinggian tertinggi | 810,2 m (26,581 ft) |
Ketinggian terendah | 0 m (0 ft) |
Populasi (2021) | |
• Bandar Kuching | 402,738 jiwa |
• Kepadatan | 754,33/km2 (1,953,7/sq mi) |
• Metropolitan | 723,854 jiwa |
• Kepadatan metropolitan | 336,8/km2 (872/sq mi) |
• Demonim | Kuchingite/Orang Kuching |
Zona waktu | UTC+8 (ZWM) |
• Musim panas (DST) | UTC+8 (Tidak diamati) |
Kode pos | 93xxx |
Kode area | 082 (Hanya telepon rumah) |
Registrasi Kendaraan | QA dan QK (untuk semua kendaraan kecuali taksi) HQ (untuk taksi saja) |
Situs web | Kuching Utara: www Kuching Selatan: www |
Kuching adalah ibu kota ketiga Serawak pada tahun 1827 pada masa pemerintahan Kekaisaran Brunei. Pada tahun 1841, Kuching menjadi ibu kota Serawak setelah Serawak diserahkan ke James Brooke untuk membantu Kerajaan Brunei dalam menghancurkan pemberontakan. Kota ini terus mendapat perhatian dan pengembangan selama pemerintahan Charles Brooke seperti pembangunan sistem sanitasi, rumah sakit, penjara, benteng, dan bazar. Pada tahun 1941, pemerintahan Brooke memiliki Perayaan Centenary di Kuching. Selama Perang Dunia II, Kuching diduduki oleh tentara Jepang dari tahun 1942 sampai 1945. Pemerintah Jepang mendirikan kamp Batu Lintang dekat Kuching untuk menahan tawanan perang dan interniran sipil. Setelah perang, kota ini tetap masih bertahan utuh. Namun, Rajah terakhir Serawak, Sir Charles Vyner Brooke memutuskan untuk menyerahkan Serawak sebagai bagian dari Mahkota Inggris pada tahun 1946. Kuching tetap menjadi ibu kota selama periode Mahkota Inggris. Setelah pembentukan Malaysia pada tahun 1963, Kuching juga tetap dikekalkan menjadi ibu kota dan mendapat status resmi kota pada tahun 1988. Sejak itu, kota Kuching dibagi menjadi dua wilayah administratif yang dikelola oleh dua pemerintah daerah yang terpisah. Pusat administrasi pemerintahan negara Serawak terletak di Wisma Bapa Malaysia, Kuching.
Kuching adalah tujuan pangan utama bagi wisatawan dan merupakan pintu gerbang utama bagi wisatawan mengunjungi Serawak dan Kalimantan.[6] Taman Nasional Lahan Basah Kuching terletak sekitar 30 kilometer (19 mi) dari kota dan terdapat banyak tempat wisata lainnya di dalam dan sekitar Kuching seperti Taman Nasional Bako, Pusat Satwa Liar Semenggoh, Festival Musik Hutan Hujan Dunia (RWMF), bangunan legislatif Serawak, Astana, Fort Margherita, Museum Kucing, dan Museum Serawak. Kota ini telah menjadi salah satu pusat industri dan komersial utama di Malaysia Timur.[7][8]