Karbon suboksida
senyawa kimia / From Wikipedia, the free encyclopedia
Karbon suboksida, atau trikarbon dioksida, C3O2 dengan empat ikatan rangkap dua merupakan sejenis kumulena. Ia berhubungan dekat dengan karbon monoksida, karbon dioksida, dan dikarbon monoksida, berserta oksida-oksida karbon lainnya.
Nama | |
---|---|
Nama IUPAC
propadiena-1,3-diona | |
Penanda | |
Model 3D (JSmol) |
|
3DMet | {{{3DMet}}} |
ChEBI | |
Nomor EC | |
PubChem CID |
|
Nomor RTECS | {{{value}}} |
CompTox Dashboard (EPA) |
|
| |
| |
Sifat | |
C3O2 | |
Massa molar | 68,0309 g mol−1 |
Penampilan | gas tidak berwarna |
Densitas | 0,906 ± 0,06 g/cm3, gas 298 K |
Titik lebur | −107 °C |
Titik didih | 6,8 °C |
Struktur | |
linear | |
Senyawa terkait | |
Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku pada suhu dan tekanan standar (25 °C [77 °F], 100 kPa). | |
Referensi | |
Brodie menemukannya pada tahun 1873 dengan mengalirkan arus listrik ke karbon monoksida.[1][2] Marcellin Berthelot menciptakan nama karbon suboksida, [3] manakala Otto Diels kemudian menyatakan bahwa nama yang bersifat lebih organik seperti dikarbonil metana dan dioksalena jugalah tepat.
Ia disintesis dengan memanaskan campuran kering fosfor pentoksida (P4O10) dengan asam malonat atau ester asam malonat.[4] Oleh karena itu, dia dapat dianggap sebagai anhidrida malonat anhidrida, yakni "anhidrida kedua" dari asam malonat. Malonat anhidrida (bedakan dengan maleat anhidrida) merupakan molekul nyata.[5]
Beberapa cara lain untuk sintesis dan reaksi karbon dioksida dapat ditemukan pada tinjauan ulang tahun 1930 oleh Reyerson.[6]
Karbon suboksida berpolimerasi secara spontan menjadi padatan merah, kuning, atau hitam. Struktur padatan ini dipostulatkan berupa poli(α-pironik), mirip dengan struktur pada 2-Pyron (α-Pyrone). [7][8] Pada tahun 1969, diajukan bahwa warna permukaan daratan Mars berasal dari senyawa ini, namun hal ini terbukti tidak benar pada misi Viking.[9]