Hubungan Safawiyah dengan Utsmaniyah
From Wikipedia, the free encyclopedia
Sejarah hubungan Utsmaniyah–Safawi (Persia: روابط عثمانی و صفوی) dimulai dengan berdirinya dinasti Safawiyah di Persia (Iran) pada awal abad ke-16. Konflik Utsmaniyah–Safawiyah awal memuncak dalam Pertempuran Chaldiran pada tahun 1514 dan dilanjutkan oleh satu abad konfrontasi perbatasan. Pada 1639, Safawiyah Persia dan Kesultanan Utsmaniyah menandatangani Perjanjian Zuhab yang mengakui Irak dalam kendali Utsmaniyah dan mempertegas Kaukasus sebagai batas pemisah dua kekaisaran. Sebagian besar perjanjian Zuhab adalah konsolidasi Perdamaian Amasya sekitar satu abad sebelumnya.[1]
Sampai abad ke-18, perebutan pengaruh antara Islam Syiah versi Safawi dan Islam Sunni versi Turki Utsmaniyah terus menjadi dimensi penting dari hubungan agresif antara dua kekuatan besar tersebut.[2] Pada awal abad ke-18, negosiasi perdamaian Persia-Utsmaniyah memperkenalkan konsep baru hubungan antar Muslim di mana negara-negara berdaulat dapat hidup berdampingan sebagai bagian otonom dari komunitas dunia Islam.[3] Meskipun hubungan selanjutnya dibayang-bayangi oleh rasa takut yang saling melemahkan dan saling tidak percaya, baru pada tahun 1847 ketika Qajar Persia dan Kekaisaran Utsmaniyah mencapai perdamaian substansial melalui Perjanjian Erzurum untuk memulai satu abad perdamaian, setelah berabad-abad persaingan.[2]