Bisnis-ke-bisnis
From Wikipedia, the free encyclopedia
Bisnis-ke-bisnis (B2B) mengacu pada (pasar bisnis atau pasar industri[1]) adalah model wujud transaksi dengan tujuan bisnis terhadap perusahaan vendor dan organisasi bisnis lain seperti manufaktur dan grosir atau grosir dan peritel. Contoh bisnis-ke-bisnis dalam perusahaan bidang manufaktur seperti Samsung sebagai pemasok terbesar Apple atas produksi iPhone, pada industri kendaraan seperti baterai dan elektronik umum diproduksi berbagai perusahaan dijual kepada manufaktur kendaraan.[2]
Bisnis-ke-bisnis (B2B) juga memiliki varian lain, yaitu e-commerce B2B. Dalam e-commerce B2B, sebuah perusahaan menjual produk atau jasa mereka ke perusahaan lain melalui transaksi online. Beberapa e-commerce B2B di Indonesia seperti Ralali, Monotaro dan Blibli memiliki peran penting dalam memfasilitasi transaksi B2B.[3]
Secara umum pada rantai suplai, transaksi bisnis-ke-bisnis dapat terjadi kala perusahaan membeli komponen produk seperti bahan baku atas digunakan dalam proses manufakturing. Produk akhir lalu dapat dijual kepada konsumen langsung dikenal dengan transaksi bisnis-ke-konsumen (B2C). B2B sering kali dikontraskan dengan bisnis-ke-konsumen (B2C). Dalam perdagangan B2B, sering kali para pihak dalam hubungan memiliki kekuatan negosiasi yang sebanding, dan bahkan jika tidak, masing-masing pihak biasanya melibatkan staf profesional dan penasihat hukum dalam negosiasi persyaratan, sedangkan B2C dibentuk menjadi jauh lebih besar. derajat dengan implikasi ekonomi dari asimetri informasi. Namun, dalam konteks B2B, perusahaan besar mungkin memiliki banyak keuntungan komersial, sumber daya, dan informasi dibandingkan bisnis kecil. Pemerintah Inggris, misalnya, membuat jabatan Komisaris Bisnis Kecil berdasarkan Undang-Undang Perusahaan 2016 untuk "memungkinkan bisnis kecil menyelesaikan sengketa" dan "mempertimbangkan keluhan pemasok bisnis kecil tentang masalah pembayaran dengan bisnis besar yang mereka suplai."[4]
Perusahaan Business-to-Business mewakili bagian penting dari ekonomi Amerika Serikat. Hal ini terutama berlaku di perusahaan dengan 500 karyawan ke atas, di mana terdapat 19.464 pada tahun 2015,[5] dimana diperkirakan sebanyak 72% merupakan bisnis yang utamanya melayani bisnis lain.[6]