Skandal pengintaian Australia–Timor Leste
kasus penyadapan informasi yang dilakukan Australia terhadap Timor Leste / From Wikipedia, the free encyclopedia
Skandal pengintaian Australia–Timor Leste dimulai tahun 2002 ketika Australian Secret Intelligence Service (ASIS) terbukti meletakkan alat perekam rahasia di kantor kabinet Timor Leste pada tahun 2004 dengan tujuan mengumpulkan informasi rahasia terkait perundingan bilateral ladang minyak dan gas Greater Sunrise di Celah Timor.[1] Witness K, mantan pejabat intelijen senior ASIS yang ditugaskan melakukan penyadapan ini, pada tahun 2012 menginformasikan bahwa pemerintah Australia memiliki pengetahuan rahasia tersebut dan memanfaatkannya pada negosiasi Treaty on Certain Maritime Arrangements in the Timor Sea (CMats).[2] Perjanjian ini menghentikan upaya Timor Leste untuk memperluas wilayah bawah lautnya selama 50 tahun, wilayah yang diperkirakan mengandung cadangan minyak dan gas senilai US$40 miliar.[3][4] Timor Leste sampai sekarang menyangkal keabsahan perjanjian tersebut.
Pada Maret 2014, Mahkamah Internasional (ICJ) memerintahkan Australia untuk menghentikan pengintaiannya terhadap Timor Leste.[5] Mahkamah Arbitrase Permanen di Den Haag saat ini mempertimbangkan klaim wilayah oleh Timor Leste.[2]
Identitas Witness K harus dirahasiakan menurut Intelligence Services Act dan siapapun yang melanggar undang-undang tersebut akan diproses secara hukum.[3]