Ghaznawiyah
Dinasti muslim persia / From Wikipedia, the free encyclopedia
Ghaznawiyah (Persia: غزنویان) adalah suatu dinasti Muslim mamluk etnis Turki[5][6][7] yang budayanya telah ter-Persia-kan,[8] yang pada masa puncak kejayaannya menguasai sebagian besar Iran, Transoxiana, dan India Utara antara 977-1186.[9][10][11] Dinasti ini didirikan oleh Sabuktigin yang dimulai saat ia sukses menguasai Ghazna setelah ayah mertuanya Alp Tigin wafat. Alp Tigin adalah mantan jenderal Kekaisaran Samaniyah dari Balkh, di sebelah utara Hindu Kush di Khorasan Raya.[12]
غزنویان Ghaznawiyah | |||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
977–1186 | |||||||||||||||||
Bendera Dinasti Ghaznavid dari Kerajaan Ghaznawiyah | |||||||||||||||||
Kekaisaran Ghaznawiyah pada puncak kejayaannya | |||||||||||||||||
Ibu kota | Ghazna (977–1163) Lahore [1] | ||||||||||||||||
Bahasa yang umum digunakan | Persia (bahasa istana dan bahasa resmi; lingua franca)[2][3] Arab (agama) Dialek Turki (militer)[4] | ||||||||||||||||
Agama | Islam Sunni | ||||||||||||||||
Pemerintahan | Kekaisaran | ||||||||||||||||
Sultan | |||||||||||||||||
• 977–997 | Sabuktigin (pertama) | ||||||||||||||||
• 1160–1186 | Khusrau Malik (terakhir) | ||||||||||||||||
Wazir | |||||||||||||||||
• 998–1013 | Abu'l-Hasan Isfaraini (pertama tersebutkan) | ||||||||||||||||
• 12th-century | Abu'l-Ma'ali Nasrallah (terakhir tersebutkan) | ||||||||||||||||
Era Sejarah | Abad Pertengahan | ||||||||||||||||
• Didirikan | 977 | ||||||||||||||||
• Dibubarkan | 1186 | ||||||||||||||||
Luas | |||||||||||||||||
1029 est. | 3.400.000 km2 (1.300.000 sq mi) | ||||||||||||||||
| |||||||||||||||||
Sekarang bagian dari | Negara kini | ||||||||||||||||
Meskipun dinasti ini berasal dari etnis Turki Asia Tengah, namun telah sangat terpengaruh Persia dalam bidang bahasa, budaya, sastra, serta adat kebiasaan,[13][14][15][16] sehingga beberapa ahli memandangnya lebih sebagai suatu "dinasti Persia" daripada Turki.[9][11][17][18][19][20][21][22][23]
Anak Sabuktigin, Mahmud dari Ghazni, mendeklarasikan independensinya dari Kekaisaran Samaniyah[24] dan meluaskan wilayah Kekaisaran Ghaznawiyah hingga ke Amu Darya, Sungai Indus, dan Samudra Hindia di sebelah timur, dan ke Rey dan Hamadan di sebelah barat. Di bawah pemerintahan Mas'ud I, dinasti Ghaznawiyah mulai kehilangan kendali atas wilayah-wilayah baratnya kepada dinasti Seljuk setelah Pertempuran Dandanaqan, sehingga kekuasaannya menjadi terbatas pada wilayah yang saat ini adalah Afghanistan, Punjab, Pakistan, dan Balochistan.[25][26] Pada tahun 1151, Sultan Bahram Shah kehilangan Ghazni ke tangan Ala al-Din Husayn dari dinasti Ghuriyah.