Æthelflæd
From Wikipedia, the free encyclopedia
Æthelflæd atau Aethelflaed (lahir c. 870 – meninggal 12 Juni 918) adalah penguasa Mercia di daerah tengah Inggris sejak 911 hingga akhir hayatnya. Ia adalah putri sulung Raja Wessex Alfred Agung dan istrinya Ealhswith. Æthelflæd lahir pada saat puncak serangan-serangan Viking ke tanah Inggris, yang ketika itu terbagi menjadi sejumlah kerajaan termasuk Wessex dan Mercia. Pada 878, sebagian besar Inggris telah dikuasai bangsa Viking dari Denmark: Kerajaan Anglia Timur dan Northumbria telah ditaklukkan, dan Mercia terbagi dua, bagian timur dikuasai Viking dan bagian barat dikuasai bangsa Inggris. Namun, pada 878 Alfred mengalahkan pasukan Viking dalam sebuah pertempuran penting di Edington. Tak lama setelah itu, bagian barat Mercia jatuh ke tangan Æthelred, yang bergelar Tuan Bangsa Mercia dan menyatakan dirinya sebagai bawahan Alfred. Alfred lalu menggelari dirinya "Raja Bangsa Anglo-Saxon", mengklaim dirinya sebagai pemimpin seluruh bangsa Inggris di luar wilayah kekuasaan Viking. Pada pertengahan 880-an, Alfred memperkuat persekutuan antara Mercia dan Wessex dengan menikahkan putrinya Æthelflæd dengan Æthelred.
Æthelflæd | |
---|---|
Puan Bangsa Mercia | |
Berkuasa | 911–918 M |
Pendahulu | Æthelred |
Penerus | Ælfwynn |
Informasi pribadi | |
Kelahiran | c. 870 |
Kematian | 12 Juni 918 Tamworth, Staffordshire |
Pemakaman | |
Wangsa | Wessex |
Ayah | Alfred Agung |
Ibu | Ealhswith |
Pasangan | Æthelred |
Anak | Ælfwynn |
Æthelred berperan penting dalam melawan serangan-serangan Viking pada tahun 890an, bersama dengan adik Æthelflæd, Edward, yang kelak menjadi raja. Æthelred dan Æthelflæd memperkuat pertahanan Worcester, memberikan banyak sumbangan kepada gereja-gereja Mercia, dan membangun sebuah gereja minster baru di Gloucester. Kondisi kesehatan Æthelred kemungkinan memburuk pada awal dasawarsa 900-an, dan setelah itu Æthelflæd agaknya memegang kendali pemerintahan Mercia. Edward menggantikan Alfred sebagai Raja Bangsa Anglo-Saxon pada 899, dan pada 909 ia mengirim pasukan gabungan Wessex dan Mercia untuk menyerang Danelaw (tanah Inggris yang dikuasai Viking) bagian utara. Pasukan ini pulang membawa jasad Oswald, raja dan santo Northumbria, yang kemudian ditranslasikan ke gereja baru di Gloucester. Æthelred meninggal pada 911 dan digantikan oleh Æthelflæd sebagai penguasa Mercia, dengan gelar "Puan Bangsa Mercia". Menurut sejarawan Ian Walker, jatuhnya takhta Mercia ke tangan seorang wanita ini adalah "salah satu peristiwa paling unik dalam sejarah abad pertengahan awal".
Pada tahun 910-an, Æthelflæd bersama Edward memperluas jaringan burh (kota benteng) yang dibangun Alfred. Æthelflæd membangun dan memperkuat pertahanan di berbagai kota, termasuk Bridgnorth, Tamworth, Staffordshire, Stafford, Warwick, Chirbury, dan Runcorn. Pada 917 ia mengirim tentara yang berhasil merebut Derby, kota pertama dari lima kota penting Viking di Mercia yang berhasil dikuasai kembali oleh bangsa Inggris. Peristiwa ini dianggap sebagai "kemenangan terbesar" Æthelflæd oleh sejarawan Tim Clarkson. Pada 918, Leicester menyerah kepada Æthelflæd tanpa perlawanan. Tak lama kemudian, para pemimpin Viking di Jorvik menawarkan untuk tunduk kepadanya, tetapi Æthelflæd meninggal pada 12 Juni 918 sebelum dapat menindaklanjuti tawaran tersebut. Beberapa bulan kemudian Edward menyelesaikan penaklukan daerah Mercia yang diduduki Viking. Æthelflæd digantikan oleh putrinya, Ælfwynn, tetapi pada Desember tahun yang sama Edward mengambil alih kekuasaan atas Mercia dan memindahkan Ælfwynn ke Wessex.
Para sejarawan berbeda pendapat tentang status kemerdekaan Mercia di bawah Æthelred dan Æthelflæd, tetapi kebanyakan sependapat bahwa Æthelflæd adalah pemimpin besar yang berperan penting dalam penaklukan Danelaw. Ia dipuji oleh para penulis kronik Inggris zaman Norman seperti William dari Malmesbury, yang menyebutnya "sumber kebahagiaan rakyatnya, ketakutan musuhnya, dan seorang wanita berjiwa besar." Menurut Pauline Stafford, "seperti ... Elizabeth I ia menjadi sesosok yang menakjubkan." Dalam pandangan Nick Higham, penulis abad pertengahan maupun modern amat terpikat oleh Æthelflæd sampai-sampai menyebabkan berkurangnya reputasi adiknya, Edward, di kalangan sejarawan.